HEADLINE NEWS

Selasa, 24 Mei 2011

Polri Ungkap Sindikat Narkoba asal Afrika

Polisi mengungkap sindikat narkoba internasional yang melibatkan seorang warga negara Ghana. Toni Appiah asal Ghana tertangkap bersama kekasihnya asal Indonesia, Priyettin Debora Wuisan, dan seorang kurir bernama Yanuary Mariyanti alias Yanti di tempat yang terpisah.

Kasubdit II Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Kombes Siswandi mengatakan Toni dan Priyettin ditangkap di sebuah kontrakan di Srengseng, Jakarta Barat, Senin (9/5). Sedangkan, Yanti ditangkap esok harinya di Hotel Puri Inn, Cikini, Jakarta Pusat.

Yanti yang merupakan TKW asal Kupang yang bekerja di Singapura selama empat tahun menelan 54 kapsul heroin seberat 489,3 gram. "Ditelan di Malaysia sebelum dibawa ke Indonesia. Dia diminta membawa paket oleh Daniel asal Afrika," ucap Siswandi.

Yanti dijanjikan Daniel, yang masuk daftar pencarian orang (DPO), untuk membawa paket heroin dengan imbalan US$2 juta. Keduanya saling mengenal melalui jejaring sosial. Imbalan tersebut dijanjikan akan diberikan setelah sampai di Indonesia.

Sebanyak 54 heroin tersebut, sambung Siswandi, dibawa menuju Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, dengan menumpang pesawat Air Asia. Dia kemudian menginap di Hotel Puri Inn, Cikini, Jakarta Pusat.

"Di hotel itu Yanti mengeluarkan seluruh kapsul heroin dengan cara buang air besar. Prosesnya memakan waktu 8 jam," terangnya.

Kepada para wartawan, Yanti mengaku menerima tawaran Daniel lantaran tergiur besarnya imbalan yang dijanjikan. "Saya tertarik karena jumlahnya besar. Lalu saya samperin ke Malayasia. Saya menyesal," ujar Yanti.

Kapsul tersebut kemudian diambil oleh Debora esok harinya untuk dibawa ke kontrakannya. Ketika Priyettin dan Toni tertangkap, sebanyak 11 kapsul ditemukan polisi dalam keadaan terbuka.

Siswandi mengatakan peredaran narkoba di Indonesia banyak yang melalui Malaysia khususnya maskapai Air Asia. Hal tersebut disebabkan pengamanan di Bandara Malaysia tidak seketat bandara internasional lainnya.

"Sudah seperti terminal saja bandara di sana. Mudah sekali membawa narkoba khususnya bagi penumpang yang menggunakan Air Asia," terangnya.