HEADLINE NEWS

Sabtu, 02 Juli 2011

Kepala Bea Cukai Surabaya Jadi Tersangka Korupsi

Jakarta: Kejaksaan Agung telah menetapkan mantan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandara Juanda, Surabaya, Argandiono sebagai tersangka kasus korupsi. Argandiono diduga telah menerima gratifikasi selama masa jabatannya pada 2004 hingga 2010.

Menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Noor Rachmad, Argandiono telah membebani pengusaha ekspor dan impor dengan biaya hingga Rp 11.7 miliar selama 2004 sampai 2010

“Sebagai kepala Bea Cukai di Bandara Juanda, dia membebani pengusaha ekspor dan impor yang melewati Juanda pada 2004 sampai 2010 dengan biaya-biaya hingga Rp11,7 miliar, alasannya untuk operasional,” kata Noor, Jumat (1/7/2011) di Kejagung, Jakarta.

Menurutnya, Kejaksaan Agung menerima laporan dugaan gratifikasi dari seorang pengusaha yang keberatan dengan biaya yang dibebankan oleh pihak Bea Cukai Juanda tersebut. “Pengusaha ekspor impor dia harus setor sekian, satu bulan seorang pengusaha bisa setor Rp100 juta,” ujar Noor. kemudian setoran dilakukan secara tunai maupun transferv melalui rekening.

kendati demikian Argandiono pun dijerat dengan pasal 11 dan pasal 12 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi.

Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, Kejagung belum menahan dan mencegah ke luar negeri (cekal). "Selain Argandiono, penyidik belum menetapkan tersangka lain," tandasnya.
Selengkapnya...

Selasa, 28 Juni 2011

Pembunuh Istri Polisi Riau Masih Bisa 'Pose' Saat Difoto

Batam: Penangkapan Ujang dan kekasihnya, Ros, pelaku pembunuhan Ny Putri Mega Umboh, di Hotel Bali sekitar pukul 20.25 WIB, Sabtu (25/6/11) malam berawal dari putri korban. Pasalnya polisi melacak persembunyian tersangka melalui putri korban.

"Sebenarnya dua anggota polisi sudah sejak sore nongkrong di sini, Mas, dan begitu melihat anak kecil yang dibawan pelaku, beberapa menit kemudian datanglah belasan polisi berpakaian preman lalu memangkap kedua pelaku tersebut," ujar sekuriti Hotel Bali yang minta namanya tak disebutkan.

Bahkan saat penangkapan sendiri, lanjut sekuriti tadi, pelaku yang saat itu bersama pacarnya, Ros dan seorang anak kecil di dalam kamar 226, langsung digiring belasan anggota polisi.

"Dia (pelaku) tidak melawan, kemungkinan kalau melawan bisa jadi ditembak belasan polisi karena semuanya bersenjata lengkap," papar sang sekuriti sembari menambahkan saat proses penangkapan dirinya yang dijadikan umpan agar pelaku mau membuka pintu kamarnya.

Sesaat sebelum diinterogasi polisi, Ujang bahkan masih bisa tersenyum ketika difoto wartawan.

Di bagian lain, Wati, resepsionis Hotel Bali, menuturkan, Ujang menyewa kamar menggunakan KTP palsu, sebab di KTP tersebut bertuliskan nama Yusuf Gugun Gunawan.

"Saya tahunya dia menggunakan KTP Palsu setelah anggota polisi meminta identitas yang dititipkan ke resepsionis, dan ternyata sekali dicocokan dengan KTP yang dipegang polisi, anggota polisi itu menuturkan bahwa KTP yang dipergunakan untuk menyewa kamar adalah KTP palsu," terang Wati.

Wati juga menuturkan, dalam penggrebekan malam kemarin sama sekali tidak terjadi keributan, bahkan prosesnya pun terbilang singkat.

Ujang dan Ros adalah pembantu rumah tangga di rumah korban. Keduanya ditangkap Sabtu malam sekitar pukul 23.00 WIB di Hotel Bali Batam.

Penangkapan pelaku pembunuhan itu sempat membuat kaget warga sekitar hotel maupun tamu-tamu yang menginap di hotel melati tersebut. Sebagian warga justru mengira itu penangkapan terhadap bandar narkoba.

"Saya pikir itu bandar narkoba, soalnya yang menangkapnya hanya beberapa orang polisi saja," ungkap Joni, salah seorang tukan ojek yang biasa mangkal di depan hotel Bali.

Joni menuturkan, sebelum aksi penggrebekan itu dimulai, sekitar pukul 19.00 WIB sejumlah polisi berpakaian preman memang sudah terlihat mondar-mandir di depan hotel tersebut. Begitu melihat pelaku turun dari taksi dan hendak masuk ke dalam hotel, sejumlah polisi berpakaian preman langsung menyergap pelaku yang belakangan diketahui bernama Ujang.

Ny Putri Mega Umbuh ditemukan tewas di kavling Punggur, Batam Minggu sekitar pukul 08.00 WIB dengan lima luka tusukan pada tubuh dan luka bekas digorok pada bagian leher. Korban ditemukan di dalam sebuah jurang, tepatnya sekitar 15 meter dari jalan utama Tanjung Punggur-Batam Centre.

Putri Mega merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan James Umboh dan Getwin.

Kepergian almarhumah yang meninggalkan satu orang putri bernama Geisha (2,3), menyisakan luka mendalam tidak saja bagi keluarga almarhumah, tapi juga orang-orang dekatnya.

Nadia, pembantu rumah tangga (PRT) yang selama ini kerja di rumah orangtua korban di Lampung, mengaku, Putri dikenal baik di kalangan keluarga.

Bahkan sejak sekolah, istri dari Kompol Mindo Tampubolon ini, merupakan mantan model saat sekolah di SMA Xaverius Pahoman, Tanjungkarang.

Ayah Putri yakni Kombes Pol James Umboh adalah perwira polisi dan menjabat sebagai Karo Rena Polda Bali.
Selengkapnya...

Masuk Kandang Sapi, Keluar Babak Belur

Jombang: Akibat masuk kandang sapi seorang warga, Ribut Kurniawan (25), warga Desa Mancilan Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang dikeroyok massa. Ribut dituding oleh warga sebagai maling. Kini warga Mancilan ini diamakan di Mapolsek Diwek guna pemeriksaan, Senin (27/6/2011).

Kapolsek Diwek, AKP Mintarto menjelaskan, aksi massa itu terjadi Minggu malam di Dusun Balongombo Desa Pundong. Semua itu berawal ketika Rubut mondar-mandir di ujung jalan desa. Warga semakin curiga karena Ribut merupakan orang asing di dusun tersebut.

Lebih mengejutkan lagi, tiba-tiba pria bertubuh kerempeng ini berlari dan masuk ke kandang sapi milik salah satu warga. Mengetahui hal itu, warga kemudian beramai-ramai menangkapnya. Ribut yang berada di dalam kandang kemudian diseret keluar.

Entah siapa yang memulai, tendangan serta pukulan mendarat di tubuh warga Desa Mancilan ini. Beruntung, sebelum warga semakin beringas, petugas Polsek Diwek datang ke lokasi. Selanjutnya, Ribut dimintai keterangan.

"Warga Dusun Balongombo akhir-akhir ini kerap kehilangan ayam. Jadi begitu ada orang asing masuk desa, mereka langsung curiga. Akhirnya Ribut menjadikan amukan massa yang marah," kata Mintarto.

Mintarto menduga, saat masuk ke kandang sapi, Ribut baru saja menenggak pil koplo. Pasalnya, saat diinterogasi oleh petugas, dia terlihat celingukan alias tidak nyambung. Kapolsek juga mengakui bahwa pihaknya tidak mendapati barang bukti apa-apa dari tangan korban.

"Kita masih melakukan pemeriksaan lebih inten. Jika 1X24 jam tidak ada bukti, maka dia akan kita lepaskan. Ribut dibawa ke polisi hanya untuk diamankan," kata Mintarto menjelaskan.
Selengkapnya...

Senin, 27 Juni 2011

Digauli Kakak Angkat, Perilaku Bulan Jadi Aneh

Batam: Gadis belia ini masih diam saja saat beberapa keluarganya sibuk memasuki Mapolsek Sekupang. Sebut saja Bulan, ia tampak tenang dan tatapan seperti kosong saat duduk di atas motor.

Ia bahkan terlihat jarang berbicara dengan beberapa anggota keluarganya. Prilakuknya berubah sejak digauli oleh abang angkatnya sendiri, Azuar (23).

"Sudah sering si Azuar itu begitu. Kami tidak tahan lagi dengan tingkah lakunya itu. Lihatlah Bulan, gayanya sudah macam orang besar saja. Padahal di baru kelas 2 SMP," ujar anggota kelaurga Bulan yang enggan disebutkan namanya ketika ditemui di Mapolsek Sekupang, Senin (27/6/2011).

Tindakan tak senonoh itu dia terima saat ikut bersama dengan orang tua anggkatnya di Tanjungbatu, Karimun. Sedangkan Azuar adalah anak dari orang tua angkat dia.
Keakraban pun terjadi dan hubungan mereka menjadi tidak sebatas abang dan adik saja. Azuar bahkan dengan berani membawa pergi Bulan dan digaulinya.

Menurutnya, sebelum perbuatan bejat Azuar itu, Bulan adalah anak baik-baik dan patuh pada orang tua. Dia juga biasanya mengenakan jilbab bila ke luar rumah dan pandai mengaji. Namun sejak mendapat perlakukan tidak senonoh dari abangnya itu, tingkah lakunya pun berubah.

Saat mendatangi Mapolsek Sekupang, Bulan mengenakan baju warna ungu. "Yang kami tidak hapir pikir, kenapa dia begitu tega. Dia bahkan sudah menjamah Bulan sejak masih belum menstruasi. Entah sudah berapa kali dia melakukan hal itu. Dia telah merusak masa depan Bulan," katanya lagi dengan nada tinggi.

Saat mendengar informasi mereka pergi ke Batam, keluarga Bulan di Batam pun langsung mencarinya. Begitu ditemukan, mereka lantas mencari kabar keberadaan Azuar dan akhirnya ditemukan tidak jauh dari rumah orangtua Bulan di Tanjungriau Batam.

Saat itu juga, keluarga meminta Azuar keluar dari rumah tempat persembunyiannya. Namun ia tidak keluar karena khawatir di pelasah orang anggota keluarga Bulan yang telah emosional.

Merekan pun melaporkan hal tersebut ke Mapolsek Sekupang pada Minggu (26/6/2011) malam sekitar pukul 22.30 WIB. Azuar pun diciduk dan kini sedang menjalani proses pemeriksaan di Mapolsek Sekupang.

"Kami berharap dia dihukum karena perbuatannya terhadap anak di bawah umur. Dia itu sudah tidak punya pikiran manusiawi," ucapnya dengan nada tinggi.
Selengkapnya...

Demi Bini Muda, Nekad Jarah Gudang Diesel

Surabaya: Lauw Hok Pin (41) penggusaha Diesel di Jalan Petemon 4 pada bulan April 2011 kehilangan beberapa serpeat diesel. Ternyata, pencurinya terekam dalam CCTV.

Hok lantas melaporkan ke Polsek Sawahan. Berkat CCTV tersebut, petugas memperoleh gambaran pelaku. Terlihat seseorang memakai baju merah dengan penutup muka.

"Pertama kami melakukan oleh TKP, lalu cari saksi dan akhirnya menemukan nama-nama pelaku. Rekaman CCTV juga membantu," penjelasan Kanit Reskrim Polsek Sawahan AKP Gatot Setyobudi, Senin (27/6/2011).

Kini, petugas mendapatkan nama para pelaku. Mereka adalah Suhariyanto alias Antok(42) warga Petemon 4 dan Yusub Dawud (29) warga Kupang Krajan 10.

Dari hasil tindakan kejahatan Antok dan Yusub, Lauw Hok Pin mengalami kerugian Rp 30 juta. "Baru satu kali ini melakukan kejahatan," aku Yusub.

Setelah didesak, pelaku ini ternyata tidak satu kali melakukan pembobolan. "Hanya dua kali, pertama saya dengan ARD, keduanya dengan Antok," kata Yusub.

Dengan kepala tertunduk, Yusub menceritakan bahwa dia membobol gudang Lauw karena mempunyai tanggungan istri muda. Sedangkan istri pertamanya sudah dicerai.

Sementara Antok mengaku hanya ikutan saja. "Habis gimana lagi, mas, tidak ada pekerjaan lain," jelas Antok. Tapi, bagi Antok, masuk penjara hal biasa, sebab dirinya pernah ditahan dalam kasus perjudian.
Selengkapnya...