Saksi mata, Hardi (39) mengatakan, kejadian tersebut terjadi saat korban memasak di warung miliknya. "Tiba-tiba pelaku datang dan langsung melayangkan kapaknya ke arah korban. Akibatnya kepala korban bocor lalu berteriak minta tolong warga. Namun pelaku tetap mengejarnya," ungkapnya.
Warga yang melihat kejadian tersebut langsung mencoba mengambil kapak dari tangan pelaku. Sementara korban langsung dibawa ke RS Sidowaras, Kecamatan Bangsal. Polisi yang datang setelah mendapat laporan warga langsung mengamankan pelaku dan barang bukti berupa sebilah kapak berukuran panjang dengan kayu sekitar 1,5 meter.
"Sejumlah warga yang mengetahui langsung merebut kapak yang dibawa pelaku. Pelaku memang sering terlihat seperti orang stess. Mungkin karena kondisi ekonominya karena ia baru saja dipecat majikannya. Karena dinilai pekerjaannya sebagai kuli bangunan tidak pernah beres, setelah kehilangan pekerjaan ia terlihat seperti stess," katanya.
Sementara itu, pelaku mengaku menyabet kepala korban karena jengkel karena rebutan warisan milik orang tuanya yang ia tinggali.
Kapolsek Mojoanyar, AKP Subiyanto mengatakan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan mental pelaku ke RS Bhayangkara Surabaya. "Karena ada yang mengatakan pelaku stess maka kita akan memeriksa kesehatan mentalnya," ujarnya.
Selain mengamankan pelaku dan barang bukti, polisi mencuriga jika aksi tersebut sudah direncanakan sebelumnya. Pasalnya, kapak yang digunakan menyabet korban telah dimodif. Kapak yang sebenarnya memiliki kayu dengan panjang sekitar 50 centimeter disambung pelaku dengan kayu sepanjang satu meter. Sementara korban yang dilarikan ke RS Sidowaras mendapat jahitan di bagian kepala belakang dan punggung sebelah kiri.
